Rabu, 23 Mei 2018

Republik digital @matanajwa

Republik Digital
Saban akan atau bangun tidur, ponsel sesuatu yang tak bisa lepas untuk dicari. Kebutuhan pekerjaan, komunikasi, membuat status baru untuk eksis di media sosial, belanja sampai cari pasangan semua berada dalam genggaman.
Sebuah situs internasional allaccess.com merilis dalam 60 detik tiap hari rata-rata manusia di seluruh dunia bisa membuat puluhan jutaan pesan melalui ponsel.
Mulai membuat unggahan hingga 480 ribu status twitter, 174 ribu untuk menggeser gambar di Instagram, mengirim 38 juta pesan whatsapp, 18 juta pesan SMS terkirim, 973 ribu login ke Facebook, 4,3 juta menonton video di YouTube hingga 3,7 juta melakukan pencarian di google dan 3,7 juta mengirim email, serta 1,1 juta pesan mencari pasangan di Tinder.
Itulah yang terjadi di dunia digital hanya dalam waktu 60 detik. Sesuatu yang akan menarik kalau bisa dimanfaatkan dengan kreatif. Jadi apa yang bisa kamu lakukan di tengah era digital saat ini?


Cara Bisnis Anak Presiden
Gibran Rakabuming Raka, Pengusaha Muda sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo menekuni bisnis kuliner. Mulai dari katering dengan Chilli Pari, hingga martabak dengan brand Markobar.
Bersama adiknya, Kaesang Pangerap, Gibran meluncurkan aplikasi kuliner bernama Madhang.id. Konsepnya menawarkan makanan rumahan dengan koki ibu-ibu rumah tangga.
Selain itu, ia juga ikut bermain dalam bisnis permainan papan (Board Game). Isinya, mainan yang mengangkat budaya asli Indonesia.
Gibran mengaku mengenal internet sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. “Kalau sosial media dari munculnya Friendster,” kata Gibran.
Kreativitasnya untuk memanfaatkan internet tidak sampai situ. Ia juga pernah membuat kaos bergambar Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dengan tulisan ‘Tenggelamkan’. Kaos ini kemudian ia dagangkan.
“Saya nge-fans banget sama Bu Susi, jadi bikin kaosnya atas seizin Bu Susi juga,” kata Gibran.
Hal ini mendapat respon langsung dari Susi Pudjiastuti. “Bangga juga, apalagi putra pak presiden. Yang tidak menghargai penenggelaman kapal, saya tenggelamkan. Penenggelaman di sini patriotik untuk negara. Kalau anak muda punya semangat patriotisme untuk negara, bagus,” katanya di tempat terpisah.


 Bisnis digital anak presiden

Gibran Rakabuming Raka, Putra Sulung Presiden Jokowi mengaku tak sekadar memanfaatkan media sosial untuk memasarkan bisnisnya. Ia mulai menekuni kuliner berbasis aplikasi bernama Madhang.id. “Untuk Madhang, ini usaha pertama saya yang bergerak di bidang IT. Tapi masih belajar juga,” katanya
Madhang adalah aplikasi berbasis android ruang bisnis bagi ibu-ibu rumah tangga untuk bisa menjual makanan yang dimasak di rumah ke masyarakat luas.
Selain itu, Gibran juga sedang menggarap aplikasi lain bernama Kerjaholic. “Itu belum di-launching. Tapi intinya, aplikasi ini menghubungkan yang mencari kerja dan yang membutuhkan pekerjaan,” katanya.
Sementara itu, bisnis Markobar-nya akan go internasional. “Lagi mengurus izin usaha di Manila. Orang sana senang yang manis-manis,” katanya. Markobar sendiri sudah memiliki 35 cabang di Indonesia.
Gibran juga merasa tersaingi dengan peniruan ide-ide dalam berbisnis yang terkait dengan digital. “Itu biasa, bisnis seperti itu. Merasa tersaingi, tapi memotivasi juga,” katanya.


Gojek ditangan Nadiem Makarim
 Perusahaan GoJek bisa dibilang sebagai perusahaan aplikasi transportasi yang cukup berkembang pesat di Indonesia. Awal dibuat pada 2010 silam, perusahaan ini hanya terdiri dari 10 karyawan dan 20 pengemudi sepeda motor.
Tapi hari ini, perusahaan berbasis aplikasi ini sudah tersebar di 100 kota-kota besar di Indonesia dengan jumlah pengemudi sepeda motor dan mobil sebanyak 1 juta orang.
“Di Papua saja yang belum. Mungkin sebentar lagi,” kata Nadiem Makarim, Pendiri GoJek.
Saat ini orang yang mengunduh aplikasi GoJek sudah mencapai 10 juta orang. Fitur di GoJek juga terus bertambah.
“Sama sekali tidak membayangkan akan sebesar ini. Respon masyarakat dari layanan ini juga tidak nyangka. Dan sebentar lagi GoJek juga akan keluar dari Indonesia,” lanjut Nadiem.
Nadiem pun membongkar rahasia perusahaannya. Menurutnya, meskipun telah memberikan sumbangan Rp 8,2 triliun/tahun untuk perekonomian di Indonesia dan memiliki 1 juta partner, perusahaannya selalu merasa kecil. “Karena kita harus gesit. Nggak bisa punya mindset seperti perusahaan besar,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan merasa seperti perusahaan kecil, akan lebih rileks menghadapi persoalan bisnis seperti kompetisi. “Yang penting punya sensitifitas terhadap kompetisi dan selalu berinovasi. Tak boleh lengah,” kata Nadiem.


Kolaborasi Kunci Keberhasilan Gojek 
Pendiri GoJek, Nadiem Makarim bercerita tentang kesuksesan perusahaannya. Menurutnya era digital menuntut orang atau lembaga untuk berkolaborasi.  “Pemikiran dia itu harus kolaboratif,” katanya.
Hal yang diperlukan untuk membesarkan perusahaannya bukan berasal dari kesuksesan individu melainkan kesuksesan tim. “Yang keluar dari GoJek itu karena nggak bisa kolaborasi,” kata Nadiem.
Membesarkan GoJek bukan tanpa tantangan. Belum lama ini pengemudi GoJek melakukan aksi demonstrasi menuntut tarif yang layak dan manusiawi.
Kata Nadiem, persoalan ini bukan hal baru yang dia hadapi. Persoalan ini rumit, karena harus mencari titik keseimbangan antara kepentingan pengemudi dan konsumen. “Itu sulit kita capai keseimbangan,” lanjutnya.
Kunci untuk menangani hal itu adalah komunikasi. Nadiem biasa menggunakan aplikasi GoJek untuk keperluan transportasi sehari-hari. “Banyak yang curhat, mulai dari susah dapat orderan sampai susah dapat bonus,” katanya.
Tapi tak semua curhatan dari pengemudi bernada negatif. “Ada juga driver yang bilang, Alhamdulillah karena jadi driver sekarang anak saya bisa masuk kuliah, masuk S1,” kata Nadiem.
Kesempatan menggunakan GoJek dalam kehidupan sehari-hari ini dimanfaatkan untuk menjaring aspirasi. “Jadi saya suka banget berinteraksi dengan mereka, karena satu cara untuk bisa mengetahui apa yang terjadi di lapangan,” tambah Nadiem.


Dunia Digital di mata cagub jateng
Dua calon gubernur Jawa Tengah yang tengah bersaing dalam pemilihan kepala daerah, Ganjar Pranowo dan Sudirman Said mengaku memanfaatkan media sosial untuk mengeruk simpati dari masyarakat. Media sosial menjadi ruang untuk memikat dan pembentukan citra bagi calon kepala daerah.
Menurut Ganjar Pranowo, media sosial bisa digunakan untuk ruang partisipasi masyarakat terhadap pembangunan daerah. Hal ini bisa diterapkan melalui laporan-laporan dari masyarakat langsung ke kepala daerahnya. “Ada yang lapor jalan bolong. Ada yang lapor ada pungli. Ada yang lapor antrean rumah sakit panjang. Sebenarnya itu satu partisipasi. Yang kedua mereka mau aktif melaporkan dan kita merespon. Kalau kita mikirnya positif, itu barang (media sosial) bagus,” katanya.
Sementara itu, Sudirman Said menilai media sosial lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan keburukannya. Kebaikan itu akan terekam dengan baik. “Kita tak bisa menghapus jejak digital karena itu kita gunakan untuk sesuatu yang memberi manfaat, ini juga bisa kita kerjakan di Jawa Tengah dan Republik,” katanya.

Jumat, 18 Mei 2018

MELAWAN TERORISME @matanajwa

Daniel, Anak 15 tahun Halangi Bom Mobil Gereja Surabaya

 daniel ,anak 15 tahun halangi bom mobil gereja surabaya
Daniel Agung Putra Kusuma. Remaja yang masih duduk di kursi SMP itu merupakan korban teror bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat, Jalan Arjuna, Surabaya.
Dalam peristiwa yang terjadi Minggu 13 Mei 2018, Daniel sempat menghalau mobil yang membawa bom masuk ke dalam gereja. Ia disebut-sebut sebagai pahlawan cilik.
Budi, ayah Daniel sempat kebingungan saat mengetahui bom ledakan di Gereja Pantekosta Pusat.
"Kami nyari-nyari setelah bom itu. Akhirnya, membawa buku sama KK, jadi saya menuju ke sana. Ada yang korban cocok dengan DNA saya. Saya di sana sampai malam," kata Budi, Ayah Daniel saat dikunjungi di rumahnya.
Berdasarkan cerita saksi, menurut Budi, Daniel berusaha menghalangi mobil. "Jadi dia (Daniel-red) yang menghalang-halangi mobil itu," tambah Budi.
Daniel juga dikenal sebagai anak yang senang bergaul. "Dia bisa bergaul sama siapa saja," ungkap Sumijah, Nenek Daniel.
Tapi kini, Sumijah tak bisa lagi melihat keceriaan cucunya itu. "Daniel jadi pahlawan, menyelamatkan jiwa banyak orang. Kita harus bersyukur. Tuhan selalu baik," tambah Nenek Daniel.
Dalam peristiwa ini, selain Daniel setidaknya 7 orang tewas termasuk pelaku bom bunuh diri, Dita Oepriarto. Kalau saja Daniel tak berusaha menghalau kendaraan bom bunuh diri, korban jiwa mungkin akan lebih banyak.
Rentetan teror tak hanya di Surabaya, hingga Rabu 16 Mei 2018, serangan dan penangkapan terduga teroris terus terjadi. Terakhir serangan Mapolda Riau. Satu polisi tewas dalam serangan ini dan 4 pelaku penyerangan tewas.



KESAKSIAN POLISI YANG MENGHADANG BOM POLRESTABES
Serangan di Jawa Timur tak hanya di 3 gereja (Santa Maria Ngagel, GKI Diponegoro, Pantekosta Pusat). Baru saja menjejakkan kaki di Surabaya, Mata Najwa langsung dihadapkan dengan aksi serangan bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya.
Saat itu juga Mata Najwa langsung menuju lokasi juga mewawancarai polisi yang berupaya menghentikan para pelaku bom yang dilakukan 1 keluarga.
"Pendengaran, masih tidak enak," kata Ahmad Muaffan saat ditemui di rumah sakit. Muaffan adalah polisi yang menghentikan sepeda motor yang membawa bom di Polrestabes Surabaya.
Muaffan menceritakan sepeda motor meledak sesaat dihentikan.
Dalam peristiwa ini 4 pelaku bom bunuh diri tewas di tempat. Seorang anak yang menjadi korban ideologi orangtuanya selamat dan masih dirawat di rumah sakit. Kejadian di Senin pagi ini juga membuat 4 polisi luka.
Hadir di meja Mata Najwa, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menjelaskan jaringan teror JAD yang bergerak dalam aksi teror ini.



MENELUSURI RUSUNAWA TEMPAT MERAKIT BOM
Malam sebelum bom di Polrestabes Surabaya, terjadi ledakan di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Ledakan ini diduga berasal dari bom yang sedang dirakit. Polisi juga melumpuhkan terduga teroris, keluarga penghuni Rusunawa karena saat ditemukan masih memegang pemantik bom. Mata Najwa menelusuri Rusunawa ini.
Rumah yang dihuni keluarga Anton Ferdiantono ini berantakan. Ledakan juga menghancurkan plafon rumah dan menyisakan bau mesiu.
Polisi juga sempat menunjukkan bahan-bahan peledak yang diambil dari lokasi kejadian. Bahan peledak ini berupa bubuk belerang dan sejumlah pipa dan kabel.
"Terduga masih hidup. Napas tersenggal saat kita masuk," kata AKP Samirin sambil mengingat kejadian ledakan di Rusunawa Wonocolo, Senin 14 Mei 2018.
Saat itu polisi tidak melihat isteri dan anak dari pelaku. "Itu tidak kelihatan," lanjut Samirin
Keberadaan orang-orang di dalam ruangan justru didapat dari informasi salah satu anak yang selamat. "Kita tahu di dalam itu dari anaknya. Ada bapak, ibu dan kakak," lanjut Samirin.
Sementara itu sekuriti Rusunawa, Nurbani mengatakan pelaku peracik bom dikenal tertutup dengan tetangga. "Orangnya pendiam dan jarang bergaul dan bertegur sapa dengan penghuni lainnya," katanya.
Kepolisian melaporkan, ledakan di Rusunawa ini menewaskan pelaku peracik bom Anton Ferdiantono tewas. Selain itu, isteri pelaku Puspita Sari dan 1 anak tewas dalam peristiwa ini. Sementara itu, 3 anak lainnya selamat.
Menurut Kapolri Tito Karnavian, bom yang ada di Rusunawa ini merupakan jenis bom yang biasa dipakai kelompok teroris ISIS. "Mereka sekarang gunakan TATT yang dapat didapatkan di mana pun, tapi daya bakarnya high explosive," katanya.



ISTRI DAN ANAK IKUT JADI PELAKU BOM
Dari rangkaian teror di Surabaya, sorotan utama tertuju pada terduga teroris keluarga Dita Oeprianto. Polisi menyatakan Dita adalah Ketua Jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur. JAD merupakan organisasi yang terafiliasi dengan ISIS.
Pengusaha minyak dan herbal ini menjadi otak bom 3 gereja di Minggu pagi, 13 Mei 2018. Ia melibatkan istri dan keempat anaknya, termasuk yang masih di bawah umur menjadi "pengantin" pelaku bom bunuh diri. Mata Najwa mendatangi rumah keluarga Dita di kawasan Wonorejo, yang dikenal sebagai kawasan elit di Surabaya.
Menurut tetangganya, Ani Gunawan, anak-anak dari Dita ramah. Sering tersenyum kepada tetangga. "Tapi memang akhir-akhir ini jarang keluar," kata Ani yang rumahnya bersebelahan dengan Dita.
Senada diutarakan Yuki Gunawan, Ketua RT setempat. "Seperti warga yang lain. Dia (Dita) sering sholat berjamaah," katanya.
Yuki melanjutkan, "Bahkan anaknya yang perempuan dua orang itu sering jogging, lari-lari dan sepedaan di sekitar sini, dengan warga dia enggak introvert, terbuka sekali.”
Menurut Kapolri, Tito Karnavian, serangan satu keluarga ini sudah dilakukan di beberapa negara lainnya.
Tapi dia mencatat untuk tidak mengaitkan tindakan teroris dengan Islam. "Jangan kaitkan dengan agama apa pun. Islam bukan teroris, teroris bukan Islam," kata Kapolri, Tito Karnavian.


TARIK ULUR RUU ANTITERORISME DI TENGAH SERANGAN BOM
Saat ini, RUU Antiterorisme masih dibahas di DPR. RUU ini dianggap lambat disahkan, karena sudah diajukan sejak 2016 lalu.
Menurut Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, regulasi ini sudah sangat mendesak untuk disahkan, terutama tentang pelibatan TNI di dalamnya.
"Anak TNI sering mengeluh pada kita, senior. Mereka seperti melihat ikan-ikan di akuarium tapi tak bisa ditangkap," kata Ansyaad.
Selain itu regulasi tentang penanggulangan terorisme saat ini masih berkutat pada upaya penindakan. "UU yang lama lebih banyak reaktif. Ini kita bisa lihat ada pergeseran tarik-menarik antara institusi," lanjut Ansyaad.
"Polisi itu sudah tahu jaringannya. Tapi mereka tidak bisa memproses karena tidak ada payung hukumnya," tambah Ansyaad.
Menurut Anggota Pansus RUU Antiteroris, Nasir Djamil dalam masa sidang sebelumnya, pemerintah dan DPR sudah sepakat untuk memperpanjang pansus RUU Terorisme. "UU ini diharap lebih pro aktif dan preventif," katanya.


PRESIDEN ULTIMATUM PEMBAHASAN RUU ANTITERORISME
Presiden bereaksi keras di tengah rentetan serangan teroris di tanah air. Ia mengultimatum akan mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang Undang (Perppu) tentang Penanggulangan Terorisme jika RUU Antiterorisme tak juga disahkan oleh DPR.
Saat ini, pembahasan RUU Antiterorisme mandek terkait persoalan definisi terorisme. Pemerintah mengusulkan definisi terorisme adalah segala perbuatan yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, menimbulkan korban yang bersifat massal atau mengakibatkan kerusakan serta kehancuran terhadap obyek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas public atau fasilitas internasional.
Di sisi lain, sejumlah fraksi di DPR meminta definisi itu ditambahkan dengan frasa “tujuan atau motif politik, ideologi dan tindakan mengancam keamanan negara.”
Menurut catatan Direktur Eksekutif Lokataru, Haris Azhar persoalan RUU bukan hanya pada persoalan definisi, secara substansi perlu diuji kembali. "Keseimbangan bisa diuji di level pelaksanaan. Memang ada masalah penangkapan dan masa penahanan," katanya.
Lebih lanjut, ia meminta RUU Antiterorisme ini tetap ramah terhadap Hak Asasi Manusia. "Dalam rangka memastikan HAM ke depan, negara harus kuat," katanya.

Kamis, 03 Mei 2018

BARA JELANG 2019 @matanajwa

PART 1.KESAKSIAN KORBAN INTIMIDASI CFD
           Memasuki tahun politik, beragam taktik mulai diterapkan untuk menjaring simpati publik dan menggalang dukungan bagi masing-masing kandidat pemimpin yang diandalkan. Beragam opini dijejalkan ke masyarakat bahkan tak jarang memicu gesekan antar lapisan.
Bagaimana para politisi yang memang memiliki kepentingan memandang gesekan yang terjadi di masyarakat akibat perbedaan pendapat? Bagaimana seharusnya masyarakat bersikap atas riuhnya perang opini antar politisi?
Insiden kaos berlogo #2019Gantipresiden VS #DiaSibukKerja di acara Car Free Day (CFD) pada 29 April 2018 membetot perhatian publik. Peristiwa ini mengusik akal sehat.
Korban-korban intimidasi CFD, Susi Ferawati menceritakan, awalnya dia ketinggalan barisan dari pembagian kaos berlogo #DiaSibukKerja. Ia tak menyangka kejadian tersebut begitu cepat.
“Kita ketinggalan barisan. Saat itu belum ada kerumunan. Ada pergerakan dari Sudirman ke Bundaran HI. Dan foto-foto, ada ibu-ibu mulai datang. Dan mereka colek saya, mereka bilang, ‘kaosnya dikasih,” kata Fera.
Fera melanjutkan, makian makin keras karena orang-orang makin berkumpul.
“Dasar babu, kerja mlulu,” katanya. Makian tersebut ditujukan kepada Fera yang menggunakan kaos berlogo #DiaSibukKerja.
“Saya digiring dari kalangan mereka juga. Terus ke jalan Thamrin. Di situ saya dijemput suami teman saya,” katanya.
Korban intimidasi CFD lainnya, Siti Tarumaselej juga bercerita sempat diolok-olok kelompok yang beda kubu aspirasi politik. “Saya juga diolok-olok. Dikepret-kepret uang di muka saya,” katanya.
Sampai akhirnya ia bisa lolos dari situasi tegang tersebut.



PART 2. CAR FREE DAY : WAJAR ATAU BERLEBIHAN?
           Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah angkat bicara soal insiden CFD. Menurutnya, masyarakat demokrasi adalah yang aktif dan dinamis dengan perbedaannya. Sehingga apa yang terjadi di CFD merupakan sesuatu yang apa adanya. “Jangan sampai kalau ada masalah dia meledak,” katanya.
Dia melanjutkan insiden CFD sudah keliru. Sebab tak bisa membiarkan dua kelompok yang berbeda aspirasi politik dalam satu lokasi. “Kalau salah pakai baju sepak bola saja bisa babak belur,” katanya.
Guru Besar UII, Mahfud MD, Mahfud MD menilai tindakan tersebut tidak bermoral. Perlu ada penegakan hukum.
Sementara, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya menilai ini merupakan kesalahan dari Pemerintah DKI Jakarta. Sebab dalam aturannya, CFD harus bebas dari aktivitas politik. “Tidak ada kehadiran negara, di sini yang bertanggung jawab ya pemprov,” katanya.
"Apalagi ada kehadiran anggota DPRD DKI Jakarta di lokasi CFD saat itu," tegas Yunarto.
Apakah kelompok berkaos #2019Gantipresiden merupakan kubu dari Prabowo Subianto?
Politikus Gerindra, Riza Patria membantah. Dia mengklaim relawan Prabowo taat terhadap aturan. “Relawan kami tertib, bersih, disiplin."



PART 3. PERANG TAGAR BERUJUNG KONFLIK 
           Belakangan ramai perang tagar bermuatan pesan dukungan di Pilpres 2019. Perang tagar ini memanas tak hanya di jagad maya, tapi juga tercermin dalam realita lewat distribusi atribut berupa kaos dengan tagar masing-masing.
Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mengatakan, saat ini keberadaan perang tagar di media sosial tak bisa dihindari. Kalau pun ada pernyataan provokatif bisa saja dikeluarkan. “Itu apa boleh buat harus melemparkan twit-twit itu. Kalau tersinggung gak apa-apa, pasti kena,” katanya.
Fahri melanjutkan, pedoman bermedia sosial adalah aturan perundang-undangan. Jadi semua telah diatur dalam hukum.
Guru Besar UII, Mahfud MD menilai tagar di media sosial sangat cepat bersahutan. Dari satu pesan ke pesan yang lain. Termasuk pesan-pesan provokatif. “Dipanas-panasi disahuti oleh yang lain,” katanya.
Hal ini yang bisa membahayakan. "Jika pesan tersebut sudah menuai persoalan apapun alasannya aparat penegak hukum harus tegas,"kata Mahfud.
Bagi Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya keberisikan di dunia media sosial masih wajar asal masih dalam satu framing. Misalnya, melakukan kampanye negatif dengan membuka data keburukan dari lawan politik. “Tagar-tagar cuci otak orang tapi harus bertanggung jawab,” katanya.



PART 4. BENARKAH ISU PENGUASA SELALU DITUTUPI?
           Politikus Gerindra, Riza Patria mempersoalkan insiden dua orang meninggal saat pembagian sembako di Monas. Menurutnya, hal ini harus dibuka.
“Harus ada kejujuran dan keadilan,” katanya. Apalagi ada tudingan kegiatan bagi sembako ini dilakukan kelompok pro Jokowi.

Menurut Politikus PDI Perjuangan, Maruarar Sirait tidak ada kesengajaan untuk menutupi peristiwa tersebut. “Memang nggak ada pemerintahan yang sempurna. Tidak setuju demokrasi dimenangkan dengan cara yang tidak adil dengan menggunakan TNI, polisi. Kalau penguasa salah ditutup. Oposisi salah diekspos, tindak saja, kan ada aturannya,"ujarnya.



PART 5. APAKAH POLITIK ITU JAHAT?
           Jelang 2019, hoaks dan kampanye hitam diperkirakan akan makin kuat. Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menjawab enteng persoalan tersebut. “Itu wilayah penegakan hukum,” katanya.
Ia juga mengkritik Presiden Jokowi yang menganggap politik jahat. Sebab, dalam medan kampanye khususnya media sosial, presiden harus hadir dalam perdebatan politik. “Ini medium positif. Dia harus kontributif dalam perdebatan politik,” katanya.
Politikus PDI Perjuangan, Maruar Sirait mengatakan bagi mereka yang menghalalkan cara dalam politik dengan kampanye hitam, harus diproses secara hukum. Tapi ia mengingatkan, tiap beda pilihan politik seharusnya jangan menghalalkan segala cara untuk menang. “Pasti kita punya calon beda, punya partai beda. Bagi saya politik itu usaha untuk memperjuangkan apa yang kita yakini benar,” katanya.
Politikus Gerindra, Riza Patria mengaku Prabowo Subianto juga kerap diserang dalam media sosial. Serangan tersebut mulai dari mendompleng kampanye buruh pada 1 Mei lalu, kemudian insiden CFD yang seolah-olah dilakukan oposisi. “Apa pun yang negatif itu (diasosiasikan-red) oposisi,” katanya.




PART 6. BELAJAR BERPOLITIK WARAS
           Budayawan Prie GS memberikan refleksi atas insiden CFD. Berikut kutipannya:
Saudaraku
Demokrasi
Bukan hanya berisi aku dan kamu
Ia juga berisi ia, kalian, kami dan mereka.
Kesemuanya itulah yang disebut kita.
Menjadi kita sungguh tak sederhana.
Karena indah dan tak indah,
baik dan buruk bahkan salah dan benar, tak lagi hanya tergantung dari sudut pandangku dan sudut pandangmu
Melainkan juga sudut pandangnya,
sudut pandang kalian, sudut pandang kami dan sudut pandang mereka.
Maka di dalam ruangku dan ruangmu juga ditempati oleh semua pihak yang akhirnya di sebut kita itu.
Itulah realitas yang dibaca dengan sangat baik oleh Empu Prapanca
yang melahirkan Bhineka Tunggal Ika.
Itulah yang disadari oleh Soekarno dalam yang melahirkan Pancasila.
Maka saudaraku,
Demokrasi tak mungkin berisi hanya aku dan kamu tanpa dia, kalian, kami dan mereka.
Maka jika aku sedang tak sependapat denganmu
Bukan berarti aku bukan bagian dari dirimu.
Begitu juga kalau kamu sedang tak sepaham dengan ku
bukan berarti kau bukan bagian dari diriku.
Jika pilihanmu bukan pilihanku
Tak cukup alasan bagiku untuk membenci pilihanmu
Karena ia pasti juga pilihan dia, pilihan kalian, pilihan kami dan pilihan mereka,
Yang akhirnya aku dan kamu
Mau tak mau, suka atau terpaksa
Harus menjadi kita.
Demokrasi tanpa kita
Sungguh harus dicegah karena ia mengancam keberlangsungan bersama.

Senin, 30 April 2018

KARTU POLITIK JOKOWI

PART 1. KARTU POLITIK JOKOWI

Hampir empat tahun Jokowi berkuasa, masih ada setahun lagi yang tersisa. Tapi politik elektoral sudah menunggu, genderang Pilpres sudah mulai bertalu-talu. Belum jelas siapa yang akan menjadi pendamping, belum pasti pula dengan siapa akan bersaing.
Masih ada beberapa bulan untuk berhitung, sebelum semuanya secara resmi bertarung. Mari menunggu langkah politik Jokowi, berapa kartu yang akan ia keluarkan lagi?
Inilah Mata Najwa, Eksklusif Kartu Politik Jokowi.
===========
Hubungan Jokowi dengan Prabowo Subianto sempat mesra. Mereka pernah naik kuda dan minum teh bareng. Tapi nampaknya kemesraan itu cepat berlalu. Makin mendekati Pemilu 2019, kemesraan itu makin dingin.
11 April kemarin, Partai Gerindra telah memberikan mandat kepada Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2019. Mandat ini sekaligus menjadi penanda kuat Jokowi akan kembali lagi bertarung dengan Prabowo Subianto.
“Nggak, biasa-biasa aja,” kata Presiden Jokowi menjawab santai tentang hubungan dengan Prabowo Subianto.
Tapi jawaban ini tidak sesantai ketika Presiden Jokowi merespon isu pesimistis tentang 2030 Indonesia bubar, seperti yang pernah sampaikan Prabowo Subianto. Dalam pidato di hadapan ribuan relawannya, Jokowi menyampaikan dengan berapi-api, bahwa Indonesia harus punya optimisme.
Ada kah nada kemarahan Jokowi di sana terhadap Prabowo?




PART 2. JOKOWI AKUI DEKATI PKS UNTUK PILPRES
 
Awalnya perbincangan Najwa Shihab dan Presiden Jokowi di Istana Bogor membahas rencana koalisi jelang Pemilu Presiden 2019. Namun tanpa ditanya, Jokowi mengungkap sudah dua kali bertemu dengan elit politik dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Secara blak-blakan dia mengungkapkan pertemuan tersebut terkait dengan pesta demokrasi Pemilu Presiden 2019. “Apa lagi yang diobrolkan kalau bukan politik tentang Pilpres,” kata Presiden Jokowi.
 Najwa Shihab menegaskan pertanyaan, "Masih membuka kemungkinan koalisi dengan PKS walaupun PKS membuat gerakan #2019gantipresiden?"
Untuk pertama kalinya Presiden Joko Widodo juga menjelaskan ide berpasangan dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Boleh saja ada gagasan (koalisi dengan Gerindra-red), ini dalam rangka kebaikan negara ke depan, kenapa tidak?” kata Presiden Jokowi.
Najwa Shihab kembali bertanya apakah peluang berpasangan dengan Prabowo masih terbuka hingga kini?
Kata Presiden Jokowi, "Pendaftaran Pilpres 2019 masih lama. Jadi segala kemungkinan masih terbuka."
Lalu siapa yang menginisiasi rencana berpasangannya Jokowi dan Prabowo?




PART 3.JOKOWI BERBURU CAWAPRES

Sejumlah tokoh partai politik mulai mengkampanyekan diri untuk menjadi cawapres pendamping Jokowi. Ada yang masih malu-malu, tapi ada juga yang secara terang-terangan mendeklarasikan diri untuk menjadi cawapres Jokowi.
Tokoh-tokoh yang mendapatkan elektabilitas menjadi cawapres berdasarkan sejumlah lembaga survei di antaranya Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, M. Romahurmuziy, Gatot Nurmantyo, Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies Baswedan. Bagi Presiden Jokowi, tiap tokoh dan partai politik punya hak untuk mendeklarasikan cawapres.
“Partai memiliki kemerdekaan apa pun dalam rangka kepentingan politik mereka. Misalnya, ada yang mendeklarasikan cawapres, kan nggak apa-apa,” kata Presiden Jokowi.
Tapi siapa sebenarnya sosok pendamping ideal menurut Jokowi? Bagaimana pula dengan Jusuf Kalla yang masih disebut-sebut lembaga survei dalam bursa cawapres Jokowi?




PART 4. TANGKISAN JOKOWI ATAS ISU ANTEK ASNG 

Presiden Jokowi memperkirakan kampanye negatif akan kembali terjadi pada Pilpres 2019 mendatang. Pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi diserang kampanye negatif sebagai PKI, anti Islam dan antek asing.
Baru-baru ini, Presiden Jokowi disandingkan dengan antek asing. Hal ini terkait dengan pengesahan Peraturan Presiden No. 20 tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing yang dianggap sebagai pintu masuk tenaga kerja dari luar negeri.
Tapi menurut Presiden Jokowi keberadaan TKA merupakan suatu hal yang wajar di tengah globalisasi, meskipun ia tidak menampik terjadi peningkatan TKA di Indonesia dalam kurun waktu 1 tahun terakhir.
“Tenaga kerja kita yang ada di Cina, informasi yang saya terima ada 80 ribu. Juga tak ada masalah. Saya kira ini sebuah kepentingan ekonomi yang mau tidak mau, semua negara menerima seperti itu,” kata Presiden Jokowi.




PART 5. DI BALIK SIMBOL JOKOWI
 
Untuk pertama kali Presiden Jokowi menjelaskan posisi dirinya dalam kaitan dengan tudingan anti-Islam. Dalam Mata Najwa, Presiden Jokowi menjelaskan hubungannya dengan ulama-ulama.
Sorotan lain, Presiden Jokowi yang banyak tampil dengan gaya anak muda: berjaket jeans, motor gaul sampai olahraga tinju. Penampilan ini menimbulkan banyak spekulasi tentang pesan politik yang ingin disampaikan Presiden Jokowi. Apalagi kemunculan “gaya baru” Presiden Jokowi ini mendekati dengan Pilpres 2019.
Tapi menurut Jokowi, “gaya baru” tersebut sebagai penyegaran di tengah kesibukannya menjalani aktivitas sebagai presiden. “Mosok kita bisa melarang tafsir-tafsir. Bacaan-bacaan seperti itu. Terserah mau dibaca seperti apa,” kata Presiden Jokowi.



PART 6. UTANG MENUMPUK, INI JAWABAN JOKOWI

Presiden Jokowi dikritik dengan isu utang pemerintah. Di penghujung 2017, utang pemerintah mencapai  Rp 4.000 triliun. Penambahan utang pemerintah dianggap tidak sejalan dengan laju ekonomi nasional.
Tapi kritik atas utang pemerintah dijawab enteng Presiden Jokowi. Sebab, kata dia, Indonesia masih mendapatkan kepercayaan tinggi dari Rating Agency.
Di sisi lain, Presiden Jokowi justru mempertanyakan kritik atas utang pemerintah. Menurutnya, kritik tersebut lebih banyak muatan politisnya.
“Kalau yang satu ahli ekonomi makro, yang satu politikus (berdebat utang-red). Ya, nggak nyambung. Kalau saya lebih percaya kepada yang mengerti masalah ekonomi makro, ya Bu Sri Mulyani. Track record-nya jelas,” kata Presiden Jokowi.

Kamis, 19 April 2018

siasat berebut istana @matanajwa

PART 1. SIASAT BEREBUT ISTANA
Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy menyebut sejumlah pertemuan terjadi antara Jokowi-Prabowo. Menurutnya, pertemuan itu untuk membicarakan jalan tengah untuk menurunkan suhu politik yang makin panas. Salah satu isi pertemuan koalisi pasangan Jokowi-Prabowo di Pilpres 2019.
Tapi cerita ini dibantah Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono. Gerindra sudah menetapkan Prabowo Subianto sebagai capres 2019.
Tuan rumah Mata Najwa, Najwa Shihab berkali-kali bertanya mana yang benar?
Hari pemilihan presiden masih cukup lama tapi semaraknya sudah sangat terasa.
Nama-nama baru dan lama mulai digoreng, rezim dan oposisi saling memuji dan mencoreng.
Kata-kata dihamburkan ke berbagai penjuru untuk mengatrol jagoan atau menikam seteru.
Satu sama lain saling melirik dan memburu, entah mana yang benar dan mana palsu.    
Di tengah banjir gimmick para jurkam, akan kah nasib rakyat masih akan buram?


PART 2.OTAK ATIK KOALISASI PRABOWO-JOKOWI
 Prabowo Subianto akhirnya nyatakan menerima mandat partai untuk maju di Pilpres 2019. Namun akan kah "rematch" Jokowi-Prabowo ini menghasilkan koalisi yang sama seperti Pemilu 2014?
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, "PKS pasti bersama Gerindra."
Sekjen PAN Eddy Soeparno, "Sampai hari ini kami masih bersama pemerintah (Jokowi)."
Ketua Umum PPP Romahurmuziy, "Jokowi sulit dikalahkan, karena adanya pembuktian tingkat pertumbuhan ekonomi yang membaik."
Sementara pengamat politik Hanta Yudha menilai, "Pernyataan Prabowo Subianto masih dinamis." Bisa saja Prabowo tidak maju dalam Pilpres 2019.


PART 3.PERANG REROTIKA MEMANAS 
Adu argumen terjadi di meja Mata Najwa soal kaos bertuliskan #2019GantiPresiden . Partai oposisi menganggap kaos ini bikin panik Presiden Jokowi terlihat dari respon Jokowi atas hastag yang tersebar di media sosial ini.
Tapi reaksi Jokowi ini dibela oleh Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzly. Menurutnya reaksi Jokowi terhadap #2019GantiPresiden tidak serius. Itu sekadar candaan saja.
Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu nyeletuk, "Kaosnya sudah muncul, tapi orang (capres)-nya tak muncul-muncul."
Pengamat politik dari Poltracking Indonesia, Hanta Yudha menikai perang retorika jelang Pilpres sah-sah saja, termasuk kampanye #2019GantiPresiden vs #OgahGantiPresiden2019. Sebab saat ini memang waktunya untuk memperebutkan suara dari masyarakat.
  

PART 4. KONTROVERSI PARTAI SETAN
 Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang partai setan. Pernyataan ini yang membuatnya dilaporkan oleh Ormas Cyber Indonesia ke kepolisian karena dianggap meresahkan dan bisa memecah belah bangsa.
Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno masih mempertanyakan sumber berita. Lebih lanjut, Eddy mengatakan itu merupakan bahasa simbolik karena tak ada pihak yang dituding.
"Ini tausiyah tak ada muatan politik di dalamnya."
Selain itu, Eddy juga mengatakan Amien sangat vokal sejak era reformasi. Menurutnya, pernyataan Amien Rais ini sudah dipolitisasi dan menjadi heboh di masyarakat.
Di pihak lain, Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily mengatakan agar tokoh sekelas Amien Rais perlu menjaga kata-kata ketika berhadapan dengan publik.
"Jangan menimbulkan pemahaman yang macam-macam. Kita harus menghindari politisasi isu SARA."
  

PART 5. LAGI LAGI POLITISASI ISU SARA
 Tabloid Obor Rakyat sempat menjadi perbincangan pada Pilpres 2014 silam. Media ini dituduh menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian.
Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy mengaku pernah ditawarkan untuk menyunting informasi-informasi di media tersebut. Tapi politisi yang akrab dipanggil Romi ini menolaknya.
Menurut Romi kampanye hitam bisa saja dilakukan di Pilpres 2019 mendatang. Isu yang dimainkan antara lain soal komunisme.
Tapi dia mengingatkan agar semua kubu menjaga kontestasi ini dengan damai.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono mengatakan saat hoax soal komunisme menyebar di Pilpres 2014 Prabowo meresponnya. Kata dia, Prabowo tidak suka dan marah besar dengan penyebaran isu komunisme lewat Obor Rakyat.
"Prabowo tak suka, dia tahu dan marah besar. Dia tidak mau."
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tidak menyangkal adanya kepercayaan masyarakat dengan isu komunisme. Kata dia, hal ini bisa ditunjukkan dalam kebijakan pemerintah.
"Tapi kami tak mau bahas itu, karena debatable."
Hal lain yang menjadi perdebatan adalah kebijakan Tenaga Kerja Asing. Kebijakan ini dianggap memudahkan tenaga kerja dari luar negeri, khususnya Cina, untuk bekerja di Indonesia.
Namun politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu serta merta mendebat, "Ini soal tenaga kerja asing atau tenaga kerja Cina? Jangan dipersepsikan demikian dong."
  

PART 6. STIGMA BAGI JOKOWI
Tiga stigma yang ditudingkan pada Jokowi, menurut Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
"Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Jokowi dinyatakan tidak merangkul kelompok 212, tapi nyatanya Jokowi sholat bersama kelompok 212 ketika mereka berdemo."
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mendebatnya. "Kami selalu siap bila diundang ke istana."
Perang retorika dan stigma menjadi bahasan para narasumber Mata Najwa.

Rabu, 18 April 2018

THE NEW YORK TIMES AND BOSTON SCIENTIFIC: TWO DIFFERENT WAY OF INOVATING WITH INFORMATION TECHNOLOGY

  1.   Almost everybody has a story about how to save the U.S newspaper industry. The only concensus, it could all about disapper. At The New York Times, tough times have elevated IT-enabled innovation to the top of agenda. A research and development group, created in 2006, operates as a shared service across nearly two dozen newspapers, a radio station, and more than 50 Web sites.
    “Our role is to accelarate our entry onto new platforms by indentifying opportunities, conceptualizing, and prototyping ideas, “ explains Michael Zimbalist, the company’s vice president of R&D.
    Zimbalist’s staff of 12 includes experts in rapid prototyping, specialists in areas like mobile or cloud computing and data miner who probe Web site data for insight into what visitors do. They work within a common framework based on idea generation, development, and diffusion throughtout the business. Recent projects included prototypes for new display ad concepts as well as blackberry applications for boston.com and the expert site About.com. the team’s work is intended to supplement and support innovation takin place within the business unit. For example, the team is prototyping E-Ink, an emerging display technology; some business unit can’t spare the resources to investigate it.
    At NYTimes.com the design and product development group of Marc Frons, CTO of Digital Operation, worked with Zimbalist’s team and adobe developers on the Times Reader 2.0 application, the next generation, on-screen reading system it developed on the Adobe AIR platform. Frons further encourages forward on the adobe AIR platform. Frons further encourages forward thinking among his 120-person team with twice annual innovation contests. Winners receive cash, recognition and the resouces to turn their ideas into reality. Typical projects are measured against criteria like revenue potential or journalistic value. R&D projects aren’t. “Since we build software, there’s mo huge capital investment up front,” Frons says, “which allows us to experiment. The emphasis in on rapid development.”
    Times Widgets, a widget-making platform, was a contest winner, as was the recently launched Times Wire, a near real time customizable interface for online contest. “We’re trying to solve specific problems and think about where the business is going,” Frons says. Frons is focused on enhancing revenue, cutting cost, and increasing efficiency through process improvements and automation.
    The New York Times has launched a cool interactive map the shows the most popular Netflix rentals across 12 U.S metropolitan areas: New York, San Fransisco/Bay Area, Boston, Chicago, Washinton, Los Angeles, Seattle, Minneapolis, Denver, Atlanta, Dallas and Miami. If you’re a Netflix junkie and a closet Twilight fan (and you live in major U.S. city), your rental habits are now on display. To create the map, The New York Times partnered with Netflix. The map is a graphical database of the top 100 most-rented. Netflix film of 2009 laid on top of maps. With it you can graphically film of 2009 laid on top of maps. With it you can graphically explore top 2009 Netflix movies based on three criteria: film that were hated or loved by critics, an alphaberical list, and most rented. For example, select most rented, and when you place the mouse over a zip code, a window pops up showing you what the top Netflix rentals are for that specific region.
    Some trends are not surprising: The most popular Netflix movie of 2009 was The Curious Case of Benjamin Button, although Slumdog Millionaire and Twilight were both in the top 10. Milk, the story of San Fransisco and othert city centers, but not so much in suburbs of southern cities (such as Dallas and Atlanta). Mad Men, the 1960s-set drama about advertising execs, was hot at all in Miami.
    The map does show some interesting trends: Big block-busters were not as popular in city centers (wanted and Transformers : Reverge of the fallen, barely made a splash in the city center of Manhattan and San Fransisco), although this could be due to the fact that a lot of people see blockbusters in movie theaters. Last Chance Harvey, a romantic comedy staring Dustin Hoffman and Emma Thompson, was enjoyed in wealthier suburbs (such as Scarsdale), but not in city centers (such as Manhattan). Tyler Perry’s movies (Tyler Perry’s Madea Goes to fail and Tyler Perry’s the Family that Preys) were popular in predominantly black neighborhoods.
    Much of what has been innovative thus far at The New York Times can be classified as process or product innovation. Typically, a healty and growing company should be content with focusing 90 to 95 percent of its innovation dollars on such core business innovation and 5 percent or 10 percent on new business models, says Mark Johnson, chairman of strategic innovation consultancy Innosight. However, he adds, “The newspaper industry is in so much trouble at business model innovation is more important than ever.”
    Now is a good-and bad-time for fostering such innovation. “You’ve got the leadership’s attention you need,” says Johnson. “But it’s harder in the sense that there’s an urgency to fix the financials, and being patient in the way you need to be for a new business model to unfold is a very difficult thing to do.”
    The New York Times is focused on experimenting with a number of different initiatives, but Boston Scientific faces a much different challenge: how to foster innovation without risking the disclosure and leakage of very valuable intellectual property. And the company has turned to technology to help find the right mix of access and security.
    Boston Scientific wants to tear down barriers that prevent product developers from accessing the research that went into its sucessful medical devices so that they can create new products faster. But making data too easy accessible could open the way to theft of information potentially worth millions or billion of dollars. It’s a clasic corporate data privacy problem.
    “The more info you give knowledge workers, the more effective they can be in creating a lot of value for the company,” says Boris Evelson, a principal analyst at Forrester. “This creates disclosure risk-that someone’s going to walk away with data and give it to competitor.”
    This tension compels the $8 billion company to seek out software that allows the broader engineering community to share knowledge while managing access to product development data, says Jude Currier, cardiovascular knowledge management and innovation practices lead at Boston Scientific. “Active security is the way to address this problem,” Currier says.
    That is, regularly monitor who’s accessing what, and adjust permission as business condition change.
    Keeping the pipeline of new stents, pacemaker, and catheters fresh is especially important because heart-related item account for 80 percent of Boston Scientific’s sales. Over the past few years, engineers have been focused on quality system improvements, Currier says. Boston Scientific had inherited regulatory problems from acquisition it made during that timr. Now that those situations are addressed , the company is ready to reinvigorate internal innovation.
    Boston Scientific is piloting invention Machine’s Gold fire software, which, Currier says, provides the right mix of openness and security for data. Before, Boston Scientific’s product developers worked in silos with limited access to research by colleagues on different product lines. Information was so locked down that even if scientists found something useful from a past project, they often didn’t have access to it. “We’re changing that.” Currier says.
    Gold fire makes an automated workflow out of such tasks as analyzing markets and milking a company’s intellectual property. It combines internal company data with information from public sources, such as federal government databases.
    Researchers can use the software to find connections among different sources, for instance by highlighting similar ideas. Engineers can use such analysis to get ideas for new products and begin to study their feasiblility. The goal is to have any engineer be able to access any other engineer’s research.
    “The people in the trenches can’t wait for that day to arrive,” he says.
    Athough the goal is more openness, not all data stay open forever. For example, as a project gets closer to the patent application stage, access the data about it is clipped to fewer people, Currier says.
    He adds that since installing goldfire, patent applications are up compared to similar engineeting groups that do not use the Goldfire tool. “we have had to educate people that we aren’y throwing security out the window but making valuable knowledge available to the organization,” he says. 






    1.Seperti yang dinyatakan dalam kasus, The New York Timesmemilih untuk menyebarkan inovasi dukungan kelompok mereka sebagai sebuah layanan di seluruh unit bisnisnya. Menurut anda apakah pengertian tersebut? Keuntungan apa yang didapat dari pemilihan pendekatan tersebut? Apakah ada kelemahannya juga?
menurut pendapat saya, apa yang dikemukakan oleh Mark Johnson yang mengemukaan bahwa apabila The New York Times tetap memiliki model terdahulu dalam menjalankan bisnisnya maka sisi pendapatan untuk perusahaan akan menurun, saya sangat sependapat karena dari artikel yang saya baca The New York Times telah melakukan tindakan yang tepat dalam menghadapi masalah tersebut yaitu dengan pengembangan inovasi baru terhadap bisnisnya. disinilah peran teknologi dan informasi sangat penting dan berpengaruh.
shared service , infrastruktur teknologi informasi sebagai pilar utama disamping tiga pilar penting lainnya yaitu Organisasi, masyarakat dan Proses. Tujuan lain inovasi ini juga untuk memberikan kesempatan kepada anggota di semua unit usaha untuk dapat saling berperan aktiv membangun The New York Times
saya punsetuju dengan pernyataan Mark Johnson, bahwa sebuah perusahaan yang sehat dan berkembang harus memfokuskan bisnisnya terhadap inovasi bisnis inti sebanyak 90-95% sedangkan sisanya 5-10% untuk model bisnis baru. Tetapi menurut saya hal ini tidak mudah dilakukan karna pada umumnya model  bisnis baru yang dibentuk sangatlah memerlukan perhatian extra sehingga pada prakteknya pemimpin dihadapkan dengan pilihan berat untuk dapat fokus pada salah satu moedl bisnis.
          The New York Times awalnya adalah koran harian Amerika Serikat dalam bentuk konvensional yaitu tulisan diatas kertas, namun seiring perkembangan teknologi koran konvensional mulai ditinggalkan sehingga banyak penerbit surat kabar yang bertumbangan. Untuk menghindari kebangkrutan seperti yang dialami penerbit Amerika lainnya, The New York Times mengeluarkan beberapa strategi diantaranya membuat situs berita portal NYTimes.com dan membuka pintu kerjasama dengan perusahaan bisnis yang terkait dengan bidangnya yaitu berkerjasama dengan Netflix, perusahaan penyewa kaset film untuk memetakan film yang paling dibenci atau paling disukai diberbagai daerah di Amerika.

Dengan membuka unit usaha bersama New York Times berharap akan berdiri lebih kokoh karena ditopang oleh mitra-mitra yang lain.
Keuntungan memilih pendekatan tersebut adalah sebagai berikut :
  • Memperluas cakupan bisnis usaha
  • Lebih banyak ide dari mitra, sehingga mudah berinovasi
  • Membagi resiko dan biaya dengan mitra
  • Meningkatkan pendapatan
  • Dapat menerapkan system informasi lebih luas
  • Kegiatan bisnis bisa berjalan lebih efektif dan efisien
  • perusahaan akan terbentuk dan berkesinambungan, sehingga membuat perusahaan menjadi kokoh karena karyawan turut langsung melakukan inovasi ini.
  • membuka interaksi baru dengan masyarakat atau golongan metode yang lebih luas tidak terpaku hanya melalui majalah/news paper,
  • kemudahan memberikan masukan, mengikuti teknologi informasi yang sedang berkembang, memperluas jaringan dengan berbagai jenis kelompok.
  • loyalitas karyawan semakin tinggi sehingga karyawan leluasa menuangkan ide – ide baru sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

 Sedangkan kelemahannya sebagai berikut :
Kelemahan dari cara ini adalahketika memasuki  proses pengambilan keputusan cara ini akan  memakan waktu lebih lama, karena karyawan yang terlibat mencakup  di semua unit usaha dan di semua tingkatan. Back groun yang berbeda dan juga tingkat intelektual yang berbeda sering menimbulkan perpecahan dan ketidaksesuaian.

  • Kurang dapat menjamin kerahasiaan perusahaan
  • Inovasi yang dibuat dengan mudah dapat ditiru karena informasi sengaja dibiarkan terbuka
  • Pencurian data yang dapat merugikan New York Times
  • Hak intelektual kurang dihargai
  • Pesaing dapat membaca kondisi New York Times sehingga bisa membuat strategi untuk menjatuhkan
  • Produk baru yang diluncurkan tidak akan menjadi ekslusif dan suprise untuk pelanggan.





2.Boston Scientific menghadapi tantangan dengan menyeimbangkan keterbukaan dan berbagi dengan keamaan dan kebutuhan pembatasan akses ke informasi. Bagaimana penggunaan teknologi yang dapat memungkinkan perusahaan untuk mencapai kedua tujuan tersebut pada waktu yang bersamaan? Perubahan budaya apa saja yang dibutuhkan untuk kemungkinan tersebut? Apakah hal-hal tersebut menjadi sangat penting daripada teknologi terkait isu di atas? Berikan beberapa contoh untuk mendukung jawaban anda.
Hal positif yang diambil dari teknologi informasi ini adalah adanya keterbukaan informasi antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya sehingga dapat saling mendukung dalam mencapai .
Hal negativ dari teknologi ini adalah kemudahan mengakses web site antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dan dari masyarakat merupakan sesuatu pasti terjadi.dampak negatif  yang ditimbulkan antara lain yaitu  pesaing akan mudah untuk mendapatkan berbagai informasi yang sebenarnya merupakan rahasia perusahaan. Maka sangatlah perlu dilakukan pembatasan terhadap informasi perusahaan yang bersifat rehasia. Contoh teknologi ini adalah untuk informasi-informasi yang sifatnya rahasia perusahaan, harus dbuat agar tidak sembarang orang  dapat mengakses informasi tersebut. hanya boleh orang-orang yang mendapatkan wewenang  saja yang dapat mengaksesnya dengan mengunci informasi dan menggunakan kata sandi yang hanya orang – orang berkempentingan yang dapat membuka informasi tersebut, sehingga dampak negatif dapat menjadi sangat minimal
Jika ditanya budaya apa yang memungkinkan untuk menjaga keseimbagan tersebut, maka saya berpendapat yaitu dengan budaya “bijak dalam bekerja dan bijak dalam menggunakan teknologi yang ada”. Budaya dalam mengantisipasi dampak negatif dari keterbukaan informasi sangatlah penting  dikarenakan teknologi hanyalah sebagai alat dan sarana saja sementara informasi rahasia perusahaan adalah segalanya.
Boston Scientific melakukan penggabunganuntuk mengontrol yang menghambat akses informasi satu sama lain sehingga terjadi keterbukaan akses informasi  dan juga hal ini dapat mempermudah untuk mengembangkan produk atau inovasi baru. Agar dapat meminimalkan segala dampak negatif  yang adaa dari hal ini diperlukan sisitem untuk membatasi akses tersebut, Boston scientific menggunakan  cara ‘’active security”  dan oleh Boston Scientific menggunakan sebuah software yang dinamakan Sofware Gold Fire, software ini berfungsi untuk Memonitor aktivasi dan siapa yang meng akses dan konten apa yang diakses,Menetapkan aturan prosedur untuk mengakses, Melakukan review dan memelihara sistem keamanan.

Boston Scientific adalah perusahaan alat kesehatan yang hampir semua produknya menghandalkan teknologi, yang tentunya penggunaan teknologi harus dapat dioptimumkan penggunaannya tetapi harus juga dijaga kerahasiaannya. Dengan teknologi karyawan dapat berkerja lebih efisien dan efektif, namun Informasi yang mudah di akses mempunyai dampak negatif yang berdampak langsung terhadap kerugian bagi perusahaan. Untuk mengatasi kerugian dan memaksumumkan penggunaan teknologi perlu adanya proteksi data-data penting perusahaan dan pembatasan akses hanya untuk yang berkepentingan dapat mengaksesnya. Selain itu perlu adanya pengedukasian karyawan bahwa setiap gadget, komputer dan server yang mempunyai akses ke data dan system selalu di jaga betul dengan password and double key untuk membukanya.
Contohnya :”Setiap karyawan yang meninggalkan meja kerja dalam waktu yang lama seperti makan siang atau meeting di luar kantor selalu mengkunci laptop atau PC nya dan hanya karyawan tersebut yang dapat mengakses”








3.Peta penyewaan video yang dikembangkan oleh The New York Timesdan Netflix grafis menampilkan film populer di seluruh lingkungan dari kota-kota besar di Amerika Serikat. Bagaimana Netflix menggunakan informasi ini untuk meningkatkan bisnis mereka? Dapatkah perusahaan-perusahaan lain mengambil keuntungan dari data ini? Bagaimana? Berikan beberapa contoh.
New York Times dan Netflix grafis mengembangkan peta penyewaan video yang menampilkan film-film popular di seluruh lingkungan dari kota-kota besar di Amerika Serikat sebaga upaya untuk memberikan informasi kepada para client/konsumen tentang film-film apa saja yang pada saat ini paling disukai dan paling tidak disukai oleh masyarakat di setiap negara – negara bagian di mana pelanggan berada. disini juga menampilkan judul-judul film yang paling banyak disewa oleh pelanggan. Informasi ini tentu sangat berguna bagi Nefflix untuk mengambil keputusan. Dengan informasi tersebut dapat terlihat pemetaan permintaan masyarakat. Dengan demikian dapat diputuskan film apa yang dapat  diperbanyak dan film-film apa yang harus dibatasi.
dengan adanya sistem  penerapan informasi seperti ini dapat menjadi keuntungan perusahaan – perusahaan lain karena dalam  peta tersebut menunjukkan tingkat permintaan masyarakat pada film-film tertentu, sehingga dapat dimanfaatkan oleh  perusahaan pesaing untuk kepentingan bisnisnya.

Peta interaktif yang menunjukkan rental Netflix yang terkenal di 12 area kota besar US: New York, San Francisco / Bay Area, Boston, Chicago, Washington, Los Angeles, Seattle, Minneapolis, Denver, Atlanta, Dallas, dan Miami, telah memberikan kemudahan bagi para peminat penyewaan film, dimana kebiasaan sewa sekarang ada pada layar.
Peta adalah database grafis dari 100 top Netflix paling-menyewa film diletakkan di atas peta. Dengan itu kita dapat mengeksplorasi secara grafis film Netflix berdasarkan tiga kriteria: film yang dibenci atau dicintai oleh kritikus, daftar abjad, dan paling disewa.
Beberapa kecenderungan: film Netflix tahun 2009 yang paling popular adalah The Curious Case of Benjamin Button, meskipun Slumdog Millionaire dan Twilight kedua dalam 10 besar. Milk, sebuahkisah aktivis San Fransisco Harvey Milk, sempat populer di San Francisco dan pusat kota lainnya, tapi tidak begitu banyak di pinggiran kota selatan (seperti Dallas dan Atlanta). Mad Men, sebuah drama 1960 mengatur tentang eksekutif periklanan, pernah hot di bagian Manhattan dan Brooklyn, tapi tidak di setiap kota besar lainnya. Ini hampir tidak disebutkan di Denver dan Dallas, dan tidak sama sekali di Miami.
Peta ini menunjukkan beberapa kecenderungan menarik: Big Blockbuster tidak
seperti yang populer di pusat kota (Wanted dan Transformers: Revenge of the Fallen, hampir membuat percikan di kota pusat Manhattan dan San Francisco), meskipun hal ini bisa disebabkan fakta bahwa banyak orang melihat Blockbuster di bioskop. Last Chance Harvey, sebuah komedi romantis yang dibintangi Dustin Hoffman dan Emma Thompson, pernah dinikmati dalam pinggiran kaya kota (seperti Scarsdale), tetapi tidak di kota pusat (seperti Manhattan). Film Tyler Perry (Tyler Perry Madea Goes to Jail dan Tyler Perry’s The Family That Preys) sangat populer di lingkungan yang didominasi kulit hitam
Bagi perusahaan lain, hal ini sangat berguna, seperti penyaluran film-film original. Data yang diperoleh dapat membantu pendistribusian film ke daerah yang bayak peminatnya.

Jumat, 13 April 2018

@matanajwa episode"AMUK MASSA"

MATA NAJWA
Part 1 - Amuk Massa

Sepasang Kekasih Dipersekusi atas Nama Moral

  

Peristiwa amuk massa di Cikupa, Tangerang pada 11 November 2017, menjadi memori pedih yang sulit dihapus dari ingatan M dan R.
R mengisahkan, sebelum peristiwa Cikupa terjadi, hubungannya dengan M telah terjalin sekitar 1,5 tahun, “saat ini ini kami sudah menikah, kami pacaran 1,5 tahun dan memang sudah merencanakan pernikahan.” Tutur R.
Saat peristiwa amuk massa di Cikupa, M mengaku baru tinggal di daerah tersebut selama 2 minggu. “Karena baru 2 minggu, belum kenal siapa-siapa dan belum sempat sosialisasi.
Sementara R mengaku, cukup jarang singgah ke kontrakan M. Pada Sabtu malam (11/11/2017), R datang untuk mengantarkan makanan ke kontrakan M, “Saya waktu itu membawa nasi dan telur dadar, masak sendiri dari rumah. Dan pada saat itu ada orang datang mengetuk pintu.”
Hingga peristiwa amuk massa terjadi pada Sabtu malam, M dan R digerebek warga karena dituduh berbuat asusila, bahkan M dan R dipaksa telanjang hingga video peristiwa ini viral di media sosial.
Akibat kejadian ini, kondisi psikologis M dan R terpukul dan harus menjalani konseling hingga saat ini. “Saya belum kembali bekerja.” ungkap R, “masih ingin tenang di rumah, belum ada aktivitas yang kami lakukan. Masih didampingi terus oleh pihak kepolisian.” M korban amuk massa.






MATA NAJWA
Part 2 - Amuk Massa

Ketua RT, Aktor Intelektual Persekusi Cikupa

 

  Polisi telah tetapkan 6 orang tersangka, pelaku pengeroyokan atas pasangan M dan R di Cikupa, Tangerang, yang saat ini telah diadili dan menanti vonis pada 12 April 2018. Ironisnya, diantara 6 tersangka ini adalah ketua RT dan ketua RW setempat, yang diduga sebagai aktor intelektual dibalik peristiwa amuk massa.

Kapolresta Tangerang AKBP HM Sabilul Alif, menjelaskan kronologi kejadian berdasarkan hasil penyidikan, bahwa ketua RT menggedor pintu kontrakan M, menuding M dan R telah melakukan perbuatan asusila, dan melakukan aksi main hakim sendiri.
“Motif ketua RT itu karena mau ada sanksi sosial, karena dia merasa seorang tokoh yang punya wewenang untuk memberikan sanksi.” ungkap AKBP HM Sabilul Alif.
Mengalami perlakukan kasar dan tudingan yang mempermalukan, keluarga korban M dan R menyerahkan ganjaran atas para pelaku pada hukum yang berlaku.
“Saya serahkan ke polisi dan pengadilan untuk hukum, saya mau yang setimpal saja, Kalau bisa cukup ini saja kejadian persekusi ini di Indonesia, ke depan jangan ada lagi. Negara kita kan negara hukum, semua ada aturannya.” ungkap N ayah korban R.


MATA NAJWA
Part 3 - Amuk Massa

Amplifier Berujung Maut


1 Agustus 2017 menjadi hari yang tragis bagi Muhammad Al Zahra atau yang akrab disapa Zoya. Dituduh mencuri amplifier atau pengeras suara di sebuah mushala, di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Zoya tewas dihakimi massa.
Siti Zubaidah, istri Zoya mengaku tak menyangka suaminya melakukan tindak pidana. Di mata Zubaidah, Zoya dikenal sebagai sosok suami yang bertanggung jawab dan pekerja keras. Kematian Zoya menjadi pukulan berat bagi keluarganya.
“Saat ini, sehari-hari saya menjalani hidup dari para relawan yang sudah membantu saya dan keluarga.”
Zubaidah dan buah hati yang kini kehilangan tulang punggung keluarga hanya bisa bertanya, kenapa massa tega menghabisi nyawa suaminya?



MATA NAJWA
Part 4 - Amuk Massa

Harapan Istri Zoya, Korban Aksi Main Hakim

Ditinggal sang suami yang tewas dihakimi massa, meninggalkan kesedihan mendalam bagi Zubaidah. Ia kini harus berjuang sendiri membesarkan seorang anaknya. “Saya sulit menjelaskan kepergian suami kepada anak saya, biasanya suami saya sering salat bareng bersama anak saya, itu yang sering ditanyakan anak saya.”
Namun Zubaidah tak mau larut dalam kesedihan. Hidup terus berjalan, dan motivasi untuk membesarkan buah hatinya menguatkan Zubaidah menghadapi cobaan. Zubaidah hanya berharap, aksi main hakim sendiri di negeri ini tak lagi terulang.
“Saya berharap agar tidak ada kasus main hakim sendiri lagi sampai menghilangkan nyawa seseorang. Cukup keluarga saya saja.”



MATA NAJWA
Part 5 - Amuk Massa

Rokok Elektronik Dibayar Nyawa


Harga sebuah rokok elektrik atau vape harus dibayar dengan nyawa.
Abi Qowi Suparto, pemuda 22 tahun, tewas akibat pendarahan otak setelah dianiaya beramai-ramai, karena dituduh mencuri vape.
Rosani Nina Sari, Ibunda Abi terpukul mengetahui kenyataan anaknya tewas dianiaya. “Saat ini saya belum bisa pulang ke rumah, aku masih belum kuat, aku masih mengingat aku punya anak satu yang masih belum tuntas, yang harusnya masih harus aku urus.”
Keluarga tidak tahu menahu tentang kasus pencurian yang dituduhkan pada anaknya, kabar pertama diterima saat Abi telah dalam kondisi kritis.
“Pertama aku tidak tahu anakku diduga mencuri vape, malam tanggal 28 ayahnya mendapat telepon memberitahukan Abi dalam kondisi kritis.”



MATA NAJWA
Part 6 - Amuk Massa

Sayembara Berujung Persekusi Maut

Mengetahui fakta bahwa Abi tewas dianiaya, keluarga menuntut keadilan dengan menempuh jalur hukum.
“Sebenernya saya sudah mengikhlaskan, tapi 2 hari setelah acara tahlilan, datang temennya Abi menunjukan video penganiayaan Abi, keponakanku telepon ke abangnya, bilang ini tidak bisa dibiarkan, harus dilaporkan ke polisi, nanti banyak peristiwa seperti Abi lagi.” Kata Rosani, Ibu Abi, korban aksi main hakim sendiri.
Saat ini 5 pelaku penganiayaan atas Abi telah diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, sementara 1 orang terduga pelaku lainnya masih buron.