Berita hoaks tak juga reda, kabar bohong bersliweran di dunia maya |DUSTA DUNIA MAYA | RABU (21 MARET), mulai pukul 20:00 WIB di
@MataNajwa
Polisi terus memburu mereka yang diduga penebar kabar bohong, jaringan yang meramu informasi yang diragukan kebenarannya, Siapa di belakang jaringan MCA, sindikat yang kini jadi buruan polisi karena diduga menyebarkan konten-konten hoaks Dampak kabar bohong tak bisa disepelekan, bahkan perang di berbagai negara dipicu oleh beredarkan berita hoaks, Media sosial riuh dengan kabar-kabar dusta, cepat tersebar yang memunculkan tanda tanya. Belakangan sepertinya media sosial kita dibanjiri dengan hoaks, ya.
Mulai dari isu sehari-hari hingga isu politik. Kamu paling sering dapat
hoaks dari media sosial apa?
"Bareskrim sudah menangani beberapa orang. Belum ada perkembangan
tersangka, tetapi kalau ketemu akan kami tindak," Setyo Wasisto. "Sampai saat ini belum ada bukti-bukti mengarah keterhubungan antara Saracen dan MCA , Menjelang pilkada ada 4 kelompok cyber, meski cuma ada 3 paslon. Nah,
kelompok keempat itu MCA. Mottonya ASBAK, Asal Bukan Ahok," Ismail Fahmi,
Menurut anggota MCA ini, hampir 19.000 orang bergabung di akun Facebook MCA Grup. Postingan di grup berisikan politik, ilmu agama Islam, juga tentang menagih janji kepada Presiden Jokowi.
"Saya mencermati berita yang berkembang, lalu posting berita benar dengan data. Siapapun bisa posting di akun Facebook itu, tidak ada batasan."
"Saya bingung kenapa ada MCA-MCA lain yang keluar dari konteks, karena MCA asli hanya meluruskan apa yang salah, tidak ada politik," kata anggota MCA.
PART 2. MEMBEDAKAN KELOMPOK MCA
Pengungkapan kelompok MCA menuai kontroversi. Ada tudingan MCA yang diungkap polisi adalah MCA palsu. Di Mata Najwa, Novel Bamukmin, Humas Persaudaraan Alumni 212 menyatakan, "MCA asli tidak akan mengaku kalau dia anggota MCA, tapi perjuangannya nyata"
"Contohnya begini, saya diserang cebong," papar Novel.
"Siapa itu cebong?" Tanya Najwa Shihab
"Cepat tapi bohong. Ini menyebar. Mereka berikan berita hoaks, kita lawan, "jelas Novel.
Namun menurut Direktur NU Online, Savic Ali, ada yang harus dijelaskan. "Ini harus diclearkan dulu, ini MCA ada yg palsu ada yang asli, nanti ada yang marah. Menurut Bang Novel di IG, FB, Twitter itu palsu semua?"
"Iya itu palsu" tegas Novel
Lalu, yang asli yang mana, Bang Novel tidak tahu juga yang asli?" lanjut Savic.
Perdebatan antara Savic Ali dan Novel Bamukmin masih berlanjut di Mata Najwa.
Najwa kemudian menanyakan kepada anggota MCA yang identitasnya disembunyikan, "Apakah anda MCA asli?"
"Memang banyak yang palsu, tapi saya merasa asli, saya ikut berpartisipasi," kata anggota MCA.
PART 3. MOTIF PEMBENTUKAN MCA
Kelompok ini punya common enemy, Ahok musuh bersama mereka. Karena merasa sama, jadi mereka ikutan. Banyak akun yang berkembang tidak senapas dengan tujuan awal MCA. Karena setelah Pilkada DKI mereka hilang," papar Direktur NU Online Savic Ali.
"Video Rizieq Shihab soal perjuangan dunia maya juga menguatkan perjuangan MCA," kata Novel Bamukmin, Humas Persaudaraan Alumni 212.
Novel kemudian menjelaskan beredarnya isu PKI di media sosial, "Isu PKI itu nyata."
"Jadi Anda mengelola isu PKI?" tanya Najwa Shihab.
"Saya tangkap orangnya," jawab Novel.
"Atas kewenangan apa Anda tangkap?" tanya Najwa.
"Ditangkap diserahkan ke polisi," sanggah Novel.
Keriuhan penonton di studio pun pecah menanggapi jawaban Novel.
Kepolisian lalu menanggapi paparan Novel soal isu PKI. "Saya cek dulu karena sampai saat ini saya tidak terima laporannya" kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto.
Sementara berdasarkan data, "MCA muncul pertama kali tanggal 13 Desember 2016," founder Drone Emprit, Ismail Fahmi.
"Kalau dilihat, dia (MCA) tidak mendukung Anies atau AHY. Tapi yang penting hanya menyerang Ahok," tambah Ismail.
PART 4. KEPENTINGAN POLITIKDIBALIK HOAKS
"Siapa itu cebong?" Tanya Najwa Shihab
"Cepat tapi bohong. Ini menyebar. Mereka berikan berita hoaks, kita lawan, "jelas Novel.
Namun menurut Direktur NU Online, Savic Ali, ada yang harus dijelaskan. "Ini harus diclearkan dulu, ini MCA ada yg palsu ada yang asli, nanti ada yang marah. Menurut Bang Novel di IG, FB, Twitter itu palsu semua?"
"Iya itu palsu" tegas Novel
Lalu, yang asli yang mana, Bang Novel tidak tahu juga yang asli?" lanjut Savic.
Perdebatan antara Savic Ali dan Novel Bamukmin masih berlanjut di Mata Najwa.
Najwa kemudian menanyakan kepada anggota MCA yang identitasnya disembunyikan, "Apakah anda MCA asli?"
"Memang banyak yang palsu, tapi saya merasa asli, saya ikut berpartisipasi," kata anggota MCA.
PART 3. MOTIF PEMBENTUKAN MCA
Kelompok ini punya common enemy, Ahok musuh bersama mereka. Karena merasa sama, jadi mereka ikutan. Banyak akun yang berkembang tidak senapas dengan tujuan awal MCA. Karena setelah Pilkada DKI mereka hilang," papar Direktur NU Online Savic Ali.
"Video Rizieq Shihab soal perjuangan dunia maya juga menguatkan perjuangan MCA," kata Novel Bamukmin, Humas Persaudaraan Alumni 212.
Novel kemudian menjelaskan beredarnya isu PKI di media sosial, "Isu PKI itu nyata."
"Jadi Anda mengelola isu PKI?" tanya Najwa Shihab.
"Saya tangkap orangnya," jawab Novel.
"Atas kewenangan apa Anda tangkap?" tanya Najwa.
"Ditangkap diserahkan ke polisi," sanggah Novel.
Keriuhan penonton di studio pun pecah menanggapi jawaban Novel.
Kepolisian lalu menanggapi paparan Novel soal isu PKI. "Saya cek dulu karena sampai saat ini saya tidak terima laporannya" kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto.
Sementara berdasarkan data, "MCA muncul pertama kali tanggal 13 Desember 2016," founder Drone Emprit, Ismail Fahmi.
"Kalau dilihat, dia (MCA) tidak mendukung Anies atau AHY. Tapi yang penting hanya menyerang Ahok," tambah Ismail.
PART 4. KEPENTINGAN POLITIKDIBALIK HOAKS
Kepolisian mengelompokkan hoaks menjadi empat, yaitu ekonomi, ideologi, provokasi, dan lelucon.Benarkah polisi tebang pilih menangkap pembuat hoaks?
"Polisi tidak tebang pilih, jika ada serangan kepada perseorangan akan kita tahan, yang mayoritas sekarang terjadi menyerang kepada orang-orang tertentu di Pemerintahan," jelas Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto.
"Awalnya hoaks ini munculnya dari mana? Dari motif ekonomi sebenarnya. Blogger-blogger, dari judulnya yang bombastis misalnya."
Sementara menurut Direktur NU Online, "Dalam konteks politik, kedua belah pihak pernah bikin hoaks. Yang saya temukan, MCA ini ada sentimen kebencian atas agama dan ras tertentu. Jadi orang-orang yang ga tahu apa-apa jadi terkena dampaknya."
"MCA berakhlak, yang seperti itu MCA palsu!" sergah Novel Bamukmin sambil menunjukkan artikel koran yang memuat perkataan Novel yang ia klaim menjadi viral.
Novel juga menunjukkan panduan dasar MCA, yang katanya dibuat oleh MCA yang asli. Apa saja isinya?
PART 5. POLARISASI JELANG PILPRES
"Polisi tidak tebang pilih, jika ada serangan kepada perseorangan akan kita tahan, yang mayoritas sekarang terjadi menyerang kepada orang-orang tertentu di Pemerintahan," jelas Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto.
"Awalnya hoaks ini munculnya dari mana? Dari motif ekonomi sebenarnya. Blogger-blogger, dari judulnya yang bombastis misalnya."
Sementara menurut Direktur NU Online, "Dalam konteks politik, kedua belah pihak pernah bikin hoaks. Yang saya temukan, MCA ini ada sentimen kebencian atas agama dan ras tertentu. Jadi orang-orang yang ga tahu apa-apa jadi terkena dampaknya."
"MCA berakhlak, yang seperti itu MCA palsu!" sergah Novel Bamukmin sambil menunjukkan artikel koran yang memuat perkataan Novel yang ia klaim menjadi viral.
Novel juga menunjukkan panduan dasar MCA, yang katanya dibuat oleh MCA yang asli. Apa saja isinya?
PART 5. POLARISASI JELANG PILPRES
Terjadi polarisasi antara yang kelompok pro dan kontra di
media maya jika kita masukkan kata kunci Jokowi. Ini bentuk negara
demokrasi yang sehat. ketika pemerintah punya tim sukses, harus ada tim
yang kontra. Di media sosial ini jadi hal yang normal," kata founder
Drone Emprit Ismail Fahmi.
Pemaparan Fahmi dijawab Novel, "Ada kepanikan pihak lawan, dengan menangkapi mereka. Kriminalisasi ulama dan aktivis."
Najwa kemudian meminta tanggapan Kadiv Humas Polri.
"Kalau dikatakan kriminalisasi, orangnya tidak berbuat tapi ditangkap. Tapi kalau dia melakukan itu dia dan ditangkap ya bukan kriminalisasi. Saya tegaskan tidak ada kriminalisasi ulama," pungkas Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.
Novel kemudian membawa kasus Rizieq Shihab di panggung Mata Najwa.
"Polisi tidak melakukan kriminalisasi. Polisi membutuhkan keterangan dari Rizieq Shihab. Maka beliau harus pulang ke Indonesia," tegas Irjen Setyo Wasisto.
Pemaparan Fahmi dijawab Novel, "Ada kepanikan pihak lawan, dengan menangkapi mereka. Kriminalisasi ulama dan aktivis."
Najwa kemudian meminta tanggapan Kadiv Humas Polri.
"Kalau dikatakan kriminalisasi, orangnya tidak berbuat tapi ditangkap. Tapi kalau dia melakukan itu dia dan ditangkap ya bukan kriminalisasi. Saya tegaskan tidak ada kriminalisasi ulama," pungkas Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.
Novel kemudian membawa kasus Rizieq Shihab di panggung Mata Najwa.
"Polisi tidak melakukan kriminalisasi. Polisi membutuhkan keterangan dari Rizieq Shihab. Maka beliau harus pulang ke Indonesia," tegas Irjen Setyo Wasisto.
PART 6. JOKOWI NGAMUK PELAKU HOAKS BAKAL DI GEBUK
Isu PKI jadi salah satu sorotan dalam persebaran hoaks.
Presiden Jokowi beberapa kali membahas isu PKI dalam pernyataan-
pernyataannya. Di Mata Najwa, Direktur Informasi dan Komunikasi BIN
Wawan Purwanto menyatakan,
"PKI sudah tidak ada, partainya tidak ada karena dilarang. Tapi kalau keturunannya itu masalah lain. Mereka berhak dipilih dan memilih."
"Apakah BIN menemukan ada kebangkitan PKI?" tanya Najwa Shihab.
"Tidak ada kebangkitan partai PKI," tegas BIN.
Dibanding hoaks saat Pilkada DKI Jakarta, Direktur NU Online Savic Ali menjelaskan pergeseran isu hoaks.
"Hoaks marak karena politik. Di Amerika hoaks marak karena politik, di Indonesia juga begitu. Ada pergeseran dari spirit 212 bela Islam, ada kasus Rizieq Shihab, ada bela ulama."
Komentar Savic langsung ditanggapi satir oleh Novel.
Direktur Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Purwanto menambahkan, "Pemerintah tidak mungkin ikut menyebarkan hoaks, karena tim humas harus punya data dalam menyebarkan informasi."
PART 7.PERANG MELAWAN HOAKS
"PKI sudah tidak ada, partainya tidak ada karena dilarang. Tapi kalau keturunannya itu masalah lain. Mereka berhak dipilih dan memilih."
"Apakah BIN menemukan ada kebangkitan PKI?" tanya Najwa Shihab.
"Tidak ada kebangkitan partai PKI," tegas BIN.
Dibanding hoaks saat Pilkada DKI Jakarta, Direktur NU Online Savic Ali menjelaskan pergeseran isu hoaks.
"Hoaks marak karena politik. Di Amerika hoaks marak karena politik, di Indonesia juga begitu. Ada pergeseran dari spirit 212 bela Islam, ada kasus Rizieq Shihab, ada bela ulama."
Komentar Savic langsung ditanggapi satir oleh Novel.
Direktur Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Purwanto menambahkan, "Pemerintah tidak mungkin ikut menyebarkan hoaks, karena tim humas harus punya data dalam menyebarkan informasi."
PART 7.PERANG MELAWAN HOAKS
Data BIN, 60% informasi yang beredar di dunia maya adalah
hoaks. Inilah yang menyebabkan Masyarakat Indonesia AntiHoax menciptakan
"Hoax Buster". Aplikasi ini bisa diunduh di Playstore.
"3 fungsi utama dari aplikasi di Playstore: bisa mencari berita hoaks, bisa mendeteksi situs abal-abal, dan masyarakat bisa melaporkan hoaks," jelas Septiaji Eko Nugroho, Ketua Masyarakat AntiHoax.
Ada Patroli Hoaks atau siskamling digital yang saat ini tengah gencar dilakukan. "Silaturahmi di dunia nyata ialah yang dibutuhkan," kata Septiaji
Direktur NU Online Savic Ali menambahkan silaturahmi penting untuk membasmi hoaks, "Harus banyak bertemu, diajak ngopi, jangan cuma ribut di twitter."
Menutup Mata Najwa Dusta Dunia Maya, inilah Catatan Najwa
Dusta bukanlah barang yang baru, manusia sudah kenal sejak dahulu.
Berkat teknologi yang semakin canggih, kebohongan sungguh-sungguh membuat ngeri.
Disinformasi menjalar laksana kobaran api, yang membakar dengan kecepatan tinggi.
Data menjadi alat yang amat mematikan, seperti senjata yang presisi memilah korban.
Sudah banyak bukti bahayanya kabar palsu, gampang memakan korban hingga jumlah beribu.
Mau sampai kapan demokrasi terus diracuni, oleh permainan mengacak-acak informasi.
Rakyat pula yang akan menanggung derita, jika politik terus halalkan segala macam cara.
Persekusi terjadi di mana-mana, saling menghakimi kian merajalela.
Sudahilah propaganda yang memecah belah, hoaks adalah pekerjaan para bedebah.
"3 fungsi utama dari aplikasi di Playstore: bisa mencari berita hoaks, bisa mendeteksi situs abal-abal, dan masyarakat bisa melaporkan hoaks," jelas Septiaji Eko Nugroho, Ketua Masyarakat AntiHoax.
Ada Patroli Hoaks atau siskamling digital yang saat ini tengah gencar dilakukan. "Silaturahmi di dunia nyata ialah yang dibutuhkan," kata Septiaji
Direktur NU Online Savic Ali menambahkan silaturahmi penting untuk membasmi hoaks, "Harus banyak bertemu, diajak ngopi, jangan cuma ribut di twitter."
Menutup Mata Najwa Dusta Dunia Maya, inilah Catatan Najwa
Dusta bukanlah barang yang baru, manusia sudah kenal sejak dahulu.
Berkat teknologi yang semakin canggih, kebohongan sungguh-sungguh membuat ngeri.
Disinformasi menjalar laksana kobaran api, yang membakar dengan kecepatan tinggi.
Data menjadi alat yang amat mematikan, seperti senjata yang presisi memilah korban.
Sudah banyak bukti bahayanya kabar palsu, gampang memakan korban hingga jumlah beribu.
Mau sampai kapan demokrasi terus diracuni, oleh permainan mengacak-acak informasi.
Rakyat pula yang akan menanggung derita, jika politik terus halalkan segala macam cara.
Persekusi terjadi di mana-mana, saling menghakimi kian merajalela.
Sudahilah propaganda yang memecah belah, hoaks adalah pekerjaan para bedebah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar